Zaman sekarang jamannya wanita mandiri, salah satu buktinya saya sempat mengikuti Seminar Wirausaha Wanita di Kuta Bali. Seminar ini diselanggarakan oleh salah satu majalah wanita terbesar di Indonesia yang bekerja sama dengan salah satu bank swasta terbesar di Indonesia juga. Seminar di isi oleh seorang narasumber yang baru saja mendapatkan gelar Profesor atau Guru Besar, yaitu Rheinald Kasali. Narasumber lain yaitu dari pihak bank penyelenggara, internet consulting, dan wanita-wanita pengusaha yang telah mendulang sukses dalam menjalankan usahanya. Acara yang inspiratif, informatif, dan actual ini dimoderasi oleh MC terkenal Farhan yang memang begitu piawai mengelola acara. (salut banget buat om farhan).
Saya sendiri ikut seminar ini karna tertarik dengan isi materi dan narasumbernya. Disamping ada ketertarikan yang lain yang gak bisa saya sebutkan daripada jadi bahan tertawaan,he. Setelah mengikutinya, memang banyak ilmu yang bisa saya daptkan, salah satunya saya ingin mengutip apa yang disampaikan oleh Prof Rheinald yang mengutip apa yang dikatakan Khalil Gibran dalam karya karya fenomenalnya, bahwa manusia bagaikan berada dalam penjara, yang membedakannya hanya dua, ada manusia yang terpenjara dalam ruangan yang berjendela, dan manusia yang terpenjara dalam ruangan tak berjendela.
Apa sih yang membedakannya, tentu saja alangkah bahagianya manusia yang berada dalam penjara berjendela (tapi jujur, saya gak ingin masuk dalam penjara walau jendelanya gede n lengkap dengan AC n TV sekaligus). Karena dengan jendela, si manusia tadi bisa melihat dunia luar, bisa membangun mimpi mimpinya, dan berusaha untuk keluar atau mungkin buka jendela yang lebih besar lagi. He is right…beruntungnya kita yang masuk dalam kategori pertama.
Seminar ini terbagi menjadi dua session, sebelum dan sesudah lunch. Hmm…sebenarnya saya sedikit kecewa dengan acara makan siangnya untuk hotel yang berkelas bintang lima, pelayanannya kurang teroganisir dengan baik. Tapi tak apalah…ketika makam bisa ngobrol ngobrol dengan peserta yang lain yang datang dari berbagai profesi. Ada yang menarik dari kenalan yang saya dapatkan, seorang wirausaha muda mandiri yang sudah menjalankan usahanya selama kurang lebih 5 tahun yang saat ini berusaha 26 tahun, berarti, dia memulai usahanya dari usia yang cukup muda. Karna kerja keras dan semangatnya (yang memang sangat terlihat ketika dia berbicara), dia menikmati apa yang sudah dia jalani saat ini. Dalam hati saya berharap bisa mencetak diri seperti dia, selalu konsisten dengan motivasi dan semangatnya.
Session ke dua diisi dengan narasumber seorang consultan internet. Wanita yang masih muda dan cantik yang lebih menginspirasi lagi karna dari tangannya bermunculan perusahaan-perusahaan yang berhasil menjalankan bisnis dengan online marketing yang beromset hingga milyaran rupiah. Banyak informasi yang saya dapatkan dan mendapatkan pencerahan karna jujur saja saya masih bingung dengan online marketing. 
Sesi yang saya tunggu-tunggu adalah ketika pengusaha-pengusaha wanita di bali duduk bersama-sama dan sharing tentang pengalaman serta usahanya. Benar benar inspiratif, karna mereka tidak hanya bermain dalam perdagangan domestic, namun juga internasional. Hal ini benar benar membuktikan sekali lagi bahwa bali adalah pintu ajaib bagi pengusaha untuk bisa bermain dalam perdagangan internasional.
Dari seharian acara yang saya ikuti, saya mendapatkan banyak kesimpulan, namun intinya yang saya dapatkan adalah motivasi yang lebih tinggi untuk bisa membuktikan bahwa wanita-wanita Indonesia begitu perkasa dan bermain sangat cantik dalam dunia usaha. Wanita-wanita ini tak hanya bermanfaat bagi keluarga, namun juga lingkungan sekitar yang terlibat langsung maupun tak langsung dalam usahanya. Begitu banyaknya Kartini muda muncul di bumi Indonesia dan saya yakin akan bermunculan ribuan Bung Karno muda pula di Indonesia jika Kartini-Kartini tadi berhasil mencetak dan mendidik putra putrinya.